Kesalahan Cara Setting Indikator Moving Average

cara-setting-indikator-moving-average-akurat

JurnalForex.com - Setting indikator moving average adalah salah satu pekerjaan yang sering dilakukan oleh para trader. Namun ada kesalahan umum yang sering dilakukan khususnya para pemula dalam menyetting indikator tersebut karena ingin hasil yang akurat.

Indikator moving average merupakan alat bantu dalam mencari sinyal trading dari rata-rata data yang dikumpulkan pada periode tertentu. Dari sini saja kita bisa melihat bahwa keakuratan hasil analisis tentu saja tergantung dari jumlah data yang dikumpulkan. Semakin sedikit data maka semakin tidak akurat.

Kemudian untuk indikator moving average, apa saja yang perlu diperhatikan agar bisa memberikan sinyal trading yang sempurna sehingga profit yang dihasilkan bisa konsisten.

Perlu diketahui bahwa profit konsisten yang dimaksud di sini bukan setiap sinyal indikator selalu memberikan hasil profit tanpa loss tetapi melainkan sebuah trading yang secara akumulatif dapat memperoleh hasil profit. Jadi dalam trading selalu ada loss dan hal itu tetap wajar jika jumlah loss lebih kecil dibanding jumlah profit.

Semua Akibat Dari Setting Moving Average Untuk Scalping.

Trading scalping menuntut sinyal yang cepat dan akurat. Oleh sebab itu banyak trader yang memodifikasi atau mengubah setting indikator moving average sampai bisa menemukan sinyal yang paling akurat.

Namun ternyata bukan hasil maksimal, tetapi justru keputusasaan karena mengalami loss beruntun akibat sinyal palsu. Mengapa bisa begitu.

Seperti disampaikan sebelumnya bahwa semakin sedikit data yang terkumpul maka semakin kecil tingkat keakuratannya. Sebagai contoh coba kamu buka time frame H1 kemudian pasang simpel moving average (SMA) dengan periode 3 jam pada harga penutupan dan SMA periode 5 jam pada harga penutupan.

Maka sinyal yang dihasilkan akan memiliki tingkat keakuratan yang kecil karena sering terjadi perpotongan 2 periode tersebut tetapi dalam trading tidak bisa memberikan hasil profit yang maksimal.

Dalam scalping bisanya orang akan mencari kesempatan meskipun peluang itu sangat kecil. Bagi pemula justru itu bisa menjadi permasalahan tersendiri karena menjadi overtrade dan psikologi menjadi terganggu.

Cara Menghitung Simpel Moving Average.

Untuk memahami indikator moving average dengan baik, maka kita harus tahu cara menghitung moving average hingga membentuk deretan data yang digunakan untuk menentukan trend harga.

Dalam kasus ini JurnalForex akan mencoba menjelaskan secara sederhana bagaimana data pada simpel moving average dapat terkumpul.

Sesuai dengan kata “moving average”, maka menjelaskan bahwa indikator ini mengambil data harga rata-rata dari periode tertentu.

Sebagai contoh jika kita membuka time frame H1 maka penutupan candlestick selalu terjadi setiap 1 jam sekali. Sehingga ketika memakai Simpel Moving Average dengan periode 10 maka itu artinya kita mengambil harga penutupan setiap candlestick dari data 10 jam terakhir kemudian dirata-rata.

Ketika data rata-rata tersebut dikumpulkan setiap satu jam sekali, maka akan terbentuk deretan data yang bila digambarkan dalam bentuk grafik garis akan terlihat seperti indikator moving average yang kita lihat di metatrader.

Untuk time frame yang lain, tentu saja hanya berbeda dalam periode waktu pengumpulan data. Untuk H4 maka data dikumpulkan setiap 4 jam sekali, sedangkan untuk M15 data dikumpulkan setiap 15 menit sekali.

Fungsi Indikator Moving Average dalam Trading forex.

Jika kamu sudah memahami perhitungan dasar dalam indikator moving average, maka sekarang pasti sudah mengerti bagaimana grafik moving average tersebut dapat terbentuk.

Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa jika rata-rata penutupan harga bergerak naik maka bisa disimpulkan trend sedang naik. Begitu juga sebaliknya jika rata-rata penutupan harga bergerak turun maka trend sedang turun.

Sehingga jika data yang dikumpulkan semakin banyak, maka pergerakan grafik tersebut akan semakin lembut dan bisa memberikan hasil analisis yang lebih akurat.

Fungsi utama dari indikator moving average adalah untuk membaca pergerakan trend harga. Dalam visualisasi grafik, jika garis indikator berada di bawah candlestick maka trend sedang naik, jika garis indikator berada di atas candlestick maka trend sedang turun.

Apakah Membaca Moving Average Saham Sama Dengan Forex.

Kita sering mendengar istilah moving average saham. Apakah indikator moving average pada saham sama dengan indikator moving average pada trading forex.

Perlu diketahui, bahwa fungsi utama indikator moving average adalah membaca arah trend, sehingga fungsi indikator tersebut pada saham dan trading forex memiliki kesamaan. Bahkan bentuk visualisasinya juga sama persis.

Kemudian bagaimana cara penggunaan indikator tersebut dalam trading saham.

Untuk penggunaan indikator moving average tidak memiliki perbedaan alias mempunyai cara yang sama yaitu melihat perpotongan 2 indikator moving average pada periode yang berbeda.

Kesalahan Umum Dalam Setting Indikator Moving Average Sehingga Menjadi Tidak Akurat.

Poin utama dalam pembahasan kali ini adalah melihat kesalahan setting pada indikator moving average sehingga hasil yang diperoleh tidak akurat. Banyak sinyal palsu yang justru mengakibatkan banyak loss hingga margin call.

Oleh sebab itu bagaimana cara yang benar agar tidak terjadi kesalahan kembali.

Untuk menggunakan indikator moving average sebaiknya menggunakan periode waktu yang lebih banyak. Sebagai contoh jika dipakai pada time frame H1 coba terapkan periode 21 dan 50.

Dengan setting periode tersebut maka diharapkan data yang diperoleh sudah cukup ideal untuk membaca arah trend. Sebagai catatan penting adalah, selain melihat trend pergerakan, kamu harus bisa membaca bentuk-bentuk candlestick pattern dan support dan resistance untuk menentukan titik masuk yang ideal.

Jika kamu merupakan seorang trader swing atau daily trader maka periode 100 dan 200 menjadi pilihan favorit karena grafik yang dihasilkan lebih lembut dan terhindar dari noise.

Sekali lagi perlu diingat bahwa pada hakekatnya indikator moving average merupakan indikator untuk membaca trend. Sedangkan posisi Buy dan Sell, kamu perlu membutuhkan indikator tambahan seperti RSI atau Stochastick Oscillator. Bisa juga kamu hanya memakai garis horisontal untuk menentukan titik Buy dan Sell.

Itu tadi penjelasan singkat tentang indikator moving average, semoga dengan tulisan ini kamu bisa mengurangi kesalahan dalam setting indikator moving average. Cari cara yang lebih baik dengan memakai periode yang lebih besar atau data yang dikumpulkan lebih banyak.