Hati-Hati Terhadap Sinyal Break Out Palsu Bollinger Band
Sikap hati-hati terhadap sebuah sinyal yang muncul seperti break out pada indikator bollinger band memang perlu menjadi perhatian. Peristiwa ini wajib untuk dicatat dalam jurnal forex agar tidak menjadi kesalahan di kemudian hari dalam trading Anda.
JurnalForex.com - Memiliki sistem trading yang profitable memang menjadi dambaan semua orang. Salah satu sistem yang sering dipakai antara lain momen break out pada garis middle atau SMA 20 pada indikator Bollinger Band. Seorang trader akan melakukan open posisi sell ketika harga sudah menembus garis SMA 20 dari atas ke bawah, begitu juga sebaliknya trader akan melakukan open posisi buy jika harga menembus garis SMA 20 dari bawah ke atas.
Peristiwa tersebut dinamakan break out terhadap garis middle yang berfungsi sebagai support atau resistance dinamis dalam indikator bollinger band. Sinyal break out ini sering memberikan peluang profit bagi trader dalam melakukan aksi jual atau beli dalam jangka pendek.
Namun kita tahu bahwa setiap sistem pasti memiliki titik lemah antara lain munculnya sinyal palsu seperti pada gambar diatas.
Sinyal break out palsu dalam indikator bollinger band bisa menjadi sumber loss jika trader tidak memperhatikan sinyal-sinyal lainnya dalam trading forex. Setiap indikator memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Maka dari itu kebanyakan trader akan mekombinasikan beberapa indikator untuk menyaring sinyal-sinyal palsu yang bisa memberikan kerugian pada dirinya.
Sebagai contoh kasus saya sudah memasang gambar EURUSD pada timeframe H4 seperti yang Anda lihat di atas. Dalam gambar tersebut bisa dilihat beberapa keterangan yang menggambarkan situasi pada saat itu dimana harga sudah menembus middle bollinger band serta support terdekatnya. Momen yang sangat bagus untuk melakukan sell jika kita dihadapkan pada situasi saat itu.
Namun dalam kenyataan harga tidak berlanjut untuk turun namun malah berbalik arah ke atas hingga menembus area resistance di atasnya. Kenapa ini bisa terjadi? Melihat kejadian seperti ini kita sebagai seorang trader wajib untuk melakukan evaluasi dan mencatatnya dalam jurnal forex agar bisa menjadi pelajaran jika terjadi situasi yang sama di kemudian hari.
Sinyal Palsu Pada Break Out Bollinger Band.
Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba mengevaluasi beberapa kondisi yang terjadi untuk dijadikan bekal ilmu di kemudian hari.Dari gambar diatas, secara indikator bollinger band, ketika harga sudah berhasil menembus garis SMA 20 dari atas ke bawah maka biasanya momen sell dalam jangka pendek akan memberikan hasil yang profit.
Namun sinyal ini ternyata palsu, hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan sell adalah melihat kondisi indikator lainnya serta membaca trend jangka panjangnya di timeframe yang lebih besar. Karena kebanyakan trend kecil akan mengikuti trend pada timeframe yang lebih besar.
Dari kondisi diatas kita bisa melihat bahwa pada saat terjadi break out pada garis middle bollinger band, indikator oscillator masih dalam kondisi yang belum ideal untuk melakukan sell, hal ini terlihat dari:
- Indikator stochastic oscillator masih dalam kondisi jenuh jual, maka tentu saja situasi ini kurang ideal untuk melakukan sell pada saat itu karena kondisi market yang kurang mendukung. Kejenuhan jual saat itu lebih tepatnya adalah proses berakhirnya koreksi jangka pendek karena secara makro trend yang sedang terjadi adalah pembalikan arah dari downtrend menjadi uptrend. Hal ini bisa dilihat lebih jelas pada timeframe yang lebih besar yaitu D1.
- Indikator RSI masih diatas level 50. Kondisi ini mencerminkan bawah jenuh beli belum berakhir. Momen kenaikan harga masih berlangsung dengan melakukan koreksi terlebih dahulu pada level support terdekat. Arah pembalikan arah yang ada pada timeframe D1 masih dominan dibandingkan sinyal bollinger yang ada di timeframe H4.
- Indikator MACD masih berada di level + dengan batang histogram yang belum lepas dengan garis MACD. Kondisi ini juga belum bisa dijadikan sinyal dalam melakukan sell dalam jangka pendek.
Jadi terjadinya sinyal palsu pada indikator bollinger band ini karena tidak didukung oleh sinyal indikator lainnya serta psikologi market yang masih dominan untuk melanjutkan uptrend. Data melemahnya ekonomi USD juga menjadi penyebab utama kenapa market masih dominan untuk melakukan beli pada EURO.
Itu tadi beberapa catatan yang bisa menjadi pembelajaran di kemudian hari jika menemui kasus yang hampir sama baik pada pasangan mata uang EURUSD maupun pasangan mata uang yang lain.