Menunggu Momen atau Mencari Momen?
Dalam trading forex, ada berbagai cara atau metode yang biasanya diterapakan untuk mencapai satu tujuan yaitu memperoleh profit.
Dari metode trading tersebut, para trader tidak akan lepas dari apa yang dinamakan “momen”.
Momen merupakan sahabat yang sangat dinanti-natikan oleh para trader, karena dengan momen tersebut mereka berharap memperoleh peluang untuk menghasilkan profit pada tradingnya.
Kali ini kita membahas tentang momen, apakah sebaiknya kita menunggu momen atau mencari momen? “Menunggu Momen” lebih bersifat pasif sedangkan “Mencari Momen” lebih bersifat aktif.
Bagi para trader yang mengedepankan “menunggu momen”, mereka lebih fokus pada beberapa pair atau pasangan mata uang saja, dengan begitu meraka akan lebih matang dalam menganalisis pergerakan harga yang sudah mereka kenal dan dalami.
Mereka tidak akan melakukan open posisi ketika momen itu belum muncul, sehingga kesalahan-kesalahan dalam trading lebih bisa diminimalkan.
Dalam menunggu momen, kesabaran harus dikedepankan karena sinyal tidak muncul setiap saat.
Sebaliknya akan terjadi bagi para trader yang “mencari momen”, mereka akan melihat lebih banyak pair atau pasangan mata uang.
Dengan bermodalkan indikator yang mereka miliki, mereka akan mencari dari setiap pasangan mata uang yang ada untuk mereka tradingkan.
Mereka sendiri tidak mendalami tentang karakter atau sifat pergerakan dari pasangan mata uang tersebut, karena mereka hanya berpatok pada indikator yang mereka miliki.
Dalam hal sinyal, mereka bisa menemukan momen yang tidak terlalu lama dibanding dengan sikap pasif serperti “menunggu momen”.
Sebetulnya dari kedua karakter tersebut tidak ada yang salah, semuanya bisa sama-sama menghasilkan profit yang konsisten.
Namun ada perbedaan yang mendasar yaitu dari segi karakter serta keaktifan dalam keluar masuk market.
Karena si “pencari momen” lebih bersifat aktif, maka kuantitas mereka dalam keluar masuk pasar tentu saja akan lebih banyak, hal ini memberikan tingkat resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya loss.
Dikarenakan “pencari momen” lebih aktif lompat-lompat dari berbagai pasangan mata uang, terkadang kondisi fundamental tidak begitu diperhitungkan, dan lebih fokus kepada setup indikator yang dimiliki, tentu saja hal ini menjadikan trading yang kurang sempurna.
Ketika terjadi loss, maka ia akan mencari peluang lainnya dengan setup formasi indikator yang dimiliki tanpa mempertimbangkan sisi lainnya, secara money management hal ini terkadang memberikan dampak yang kurang baik.
Untuk si “penunggu momen” mereka lebih pasif dalam bertindak, hanya mangsa yang memberikan peluang profit besar yang akan di ambilnya.
Mereka akan mengabaikan peluang-peluang kecil demi mendapatkan peluang yang lebih besar, hal ini tentu saja memberikan nilai tingkat resiko yang lebih kecil.
Apabila dilihat dari sisi money management, sikap ini akan lebih teratur dan disiplin dalam menerapkan resiko dan rewardnya, sehingga secara akumulatif dalam jangka panjang nilai equitynya lebih terjaga dan berkembang.
Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing karakter tadi adalah sebuah pilihan, apakah kita memilih sebagai pencari momen atau penunggu momen.
Tidak ada jaminan pasti bahwa karakter “penunggu momen” lebih unggul dari pada “pencari momen” atau sebaliknya, hal itu dikembalikan lagi kepada diri para trader, serta disesuaikan dengan karakter psikologi trader itu sendiri.
“Penunggu momen” dengan sifatnya yang pasif belum tentu memiliki tingkat emosi yang lebih tenang dibanding “pencari momen” begitu juga sebaliknya. Semuanya harus dilatih secara bertahap untuk bisa mendukung karakter trading mereka.
Dengan bantuan money management yang kuat, kedua karakter ini sebetulnya tetap mampu memberikan hasil trading yang konsisten, asal didukung dengan kedisiplinan dan money management yang rapi.
Disitulah letak seninya dalam bisnis trading forex.
Momen bisa saja muncul dalam rentang waktu yang pendek namun juga bisa muncul dalam waktu yang lumayann panjang. Semua itu tergantung dari time frame yang kita gunakan.
Jika Anda menggunakan time frame H4 ke bawah maka sinyal tersebut muncul dalam beberapa jam atau hari, tetapi jika time frame yang digunakan adalah D1 ke atas maka sinyal yang muncul bisa beberapa minggu atau bulan.
Sebagai langkah awal, biasanya seorang trader akan menanti datangnya sinyal yang kuat untuk masuk market.
Dengan sinyal yang diperolahnya tersebut, mereka berharap memperoleh peluang untuk untung dari hasil tradinya.
Maka dari itu kemampuan seorang trader akan diuji dari kesabarannya untuk menunggu hingga memperoleh sinyal yang valid.
Pada situasi ini, psikologi sangat berpengaruh sekali. Seorang trader akan mengalami banyak kegagalan jika ia tidak sabar untuk menunggu momen.
Kesalahan demi kesalahan akan dialaminya. Psikologi tidak hanya berpengaruh saat floating namun juga berpengaruh saat awal mula melakukan analisis dan menantikan sinyal trading.
Kita sebagai seorang trader pastilah menginginkan resiko yang kecil dan reward yang besar dalam setiap aksi beli atau jual yang kita lakukan pada trading forex.
Dengan begitu maka keuntungan kita jauh lebih besar dari nilai kerugian yang kita tanggung. Namun semua itu bisa terwujud bila kita bisa menekan rasa keserakahan.
Kita tidak perlu terburu nafsu untuk mengambil setiap kesempatan yang muncul padahal sinyal tersebut belum tentu valid.
Dengan bersikap lebih tenang dalam melakukan trading, maka biasanya akan memberikan hasil yang lebih baik.
Forex memiliki resiko tinggi, oleh sebab itu kehati-hatian sangat diperlukan agar tidak terlalu sering melakukan kesalahan-kesalahan.